Selasa, 01 April 2008

Syarat-syarat Pernikahan...

Semalem saya sms sahabat saya.... Hari Rahmat Hidayat namanya... Kerja di EPSON sebagai designer IT dan baru pulang dari Jepang awal tahun ini...
dia nih dah nikah lebih dulu dari saya.... nah, saya tanya deh...

" Har, kapan gw harus ke KUA?"

dijawab...

"...ke KUA nanti aja, masih ada yang mesti lo siapain, Surat Keterangan perjaka bermaterai di tandatangani saksi (saudara kandung, teman dekat atau kerabat dekat) itu dibuat sendiri, Surat N1 - N4 (ambil dikelurahan), dan Mahar (siapin dulu yg mau kita kasih ke mempelai wanita). Nah baru terakhir minta surat numpang nikah ke KUA, tapi klo nikahnya masih satu kecamatan ga perlu. Tu berkas kasih ke KUA sekalian tanya yg kurang apa lagi... Sebelum nikah, si wanita harus suntik pra nikah (ga tau namanya) di rumah sakit mana aja dan minta surat keterangan bahwa sudah disuntik. Baru dah lo ke penghulu (KUA) minta dijadwalkan nikah tanggal dan waktunya.... Gitu bro..."

hehhehehe

untung ada yg bisa ditanya....

Thanks bro...

Thats what a friends are for.....

3 mounth to go....

Waktu cepet banget...!!! Tinggal 3 bulan lagi moment itu.....

Yup! Pernikahan ku dengan seorang gadis bernama Laras Widianti. Setelah 6 tahun akhirnya tiba juga saatnya.... Upppppfhhh...!!! Ga tau kenapa, hati ini sih seneng, lahir batin Insya Allah siap... tapi kayaknya setiap detik berasa nervous! Takut ada persiapan yang kurang...!

Beberapa hari lalu, saya diskus dengan kakak saya mengenai pernikahan ini.... secara dia tuh Sarjana Hukum Islam.... ( thanks ya kak )... Diskusi diawali dengan pemberitahuan, dan saya bercerita sedikit mengenai rencana ini. Saya utarakan semua maksud dan tujuan dari pernikahan ini. Bagi saya.... nikah adalah ibadah! Itulah yang saya pahami dan saya jalani. Namun dari niat dan tujuan itu, ada satu pertanyaan yg selama ini menggganjal.... yaitu... bagaimana meluruskan niat dan tujuan terhadap hakikat sebuah pernikahan, menjaga kesakralan pernikahan dan memfokuskan fikiran selama persiapan ini. Kemudian si kakak menjawab.... Pernikahan itu bukanlah suatu hal yang dipaksakan dan bukanlah suatu hal yang direkayasa, jadi jika kamu mau menikah maka cari dan pilihlah calon yang sesuai dengan kemauan kamu dan biarkan hati yang memilih! bukan dari materi ataupun fisik... Jika sudah ada jawaban dari hati, maka utarakanlah niat itu dengan kesungguhan. Nah, untuk menjaga niat dan tujuan itu, fokuslah dengan persamaan yang kita (saya dan pasangan) punya, jangan bicarakan kekurangan, kesalahan masa lalu, ataupun membanggakan diri terhadap yang lain. Masa-masa persiapan pernikahan sangatlah "sensitif". Disaat pikiran terkonsentrasi dengan banyak hal, maka paling tidak kedua pihak mampu menjaga hati pasangannya. Jadilah team yg solid dalam persiapan ini... Insya Allah kamu bisa sampai pada hari bahagia itu....

Hehheheheh.... untung saya punya kakak seperti itu...

Saya semakin penasaran, saya tanya tentang arti Mahar! Yaa.... itu dia! Barang yang kita jadikan mas kawin dan kita serahkan kepada pihak mempelai wanita. Tadinya saya berpikir klo mahar itu hanyalah sebuah "syarat" seserahan yg harus diberikan.

Ternyata ada hakikat lain dibalik itu... Mahar adalah barang yg kita berikan secara ikhlas dan tidak terpaksa kepada Istri dan dapat dipergunakan sebagai simpanan sang Istri. Jika suatu saat nanti suami atau keluarga dalam keadaan yang sulit, maka mahar itu bisa digunakan sebagai jalan keluar atau dengan kata lain... bermanfaat! Nah, mahar yang kita berikan adalah barang yang memang bisa bermanfaat. Jika kita tidak yakin bisa mempergunakannya.... yaaa jangan!

Contoh, Kitab Suci Al- Quran... jika kita nanti tidak sanggup mengamalkan atau memelihara nya sebaiknya jangan, tapi jika sanggup silahkan...

Lalu seperangkat alat solat, jika yakin sang Istri akan mempergunakannya dan kita sebagai suami dapat menjadi Imam maka dipersilahkan... untuk alat solat ini sebaiknya diberikan, karena biar bagaimana kita harus menjalankan solat sebagai umat Islam kan???

Nah, satu lagi EMAS, barang ini diberikan sebagai simpanan sang Istri... jika suatu saat kita (suami) dalam keadaaan sakit atau susah... maka emas ini boleh dijual untuk menyambung hidup keluarga....

Begitulah kira-kira.... saya coba membagi cerita ini dengan bahasa saya ( coz klo bahasa kakak saya religius banget, saya ga bisa nulis detailnya... hehehhe )... paling tidak, sedikit banyak saya bisa lebih memahami arti semua itu...

Ya Allah Ya Rabb....

Innalillahi Wa innailaihi rojiun....

Sabtu 29 Maret 2008.... telah berpulang ke rahmat Allah SWT, nenek dari calon istri ku...

Kematian memang akan menghampiri kita semua... tapi sungguh malam itu, pertama kali dalam hidupku yang sudah 27 tahun hidup di dunia... aku melihat detik-detik kematian itu. Saat nafas sudah di dada dan perlahan mencapai tenggorokan dan akhirnya lepas dari jasad yang terbujur kaku... dan semua itu terjadi dengan sangat tiba-tiba...!! Dan benar yang dikisahkan dalam Al Quran dan Sunnah bahwa sakaratul maut itu menyakitkan.... Akan siapkah aku tuk hadapi itu???? Astagfirullah!!! Ya Allah... tuntunlah aku mendekat kepada MU... ingat kepada MU ditengah rutinitas dunia ini.... Berikan aku kesempatan untuk berbakti kepada MU... Kepada Nabi Muhammad... kepada orang tua ku... kepada orang-orang yang ku sayangi!!!

Sebelum waktu itu tiba... tolong bantu aku persiapkan diri menghadapi itu semua....

Kadang kita terlena menghadapi semua kesibukan duniawi.... ditengah asiknya kita mengejar karir... mengejar materi... mengejar kesenangan sesaat... tiba2... terhenti tuk selamanya!!! Adakah waktu tuk bertobat???

Please guiding me....